LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA GIZI
KOMPONEN
SEL DARAH
Pembimbing
:
Sajiman, SKM, M. Gizi
Siti Mas’Odah, S.Pd., M.Gizi
Jujuk Anton Cahyono, S.si, M.Sc

Kelompok
5
Nama
:
1. Akhmad
Redhanie
2. Bramandita
Nabila Nova Triadin
3. Evi
Apriyanti
4. Marwah
5. Melda
Fakhriana
6. Misna
Ramadhani
7. Rona
Intanikasih
PROGRAM
D-IV JURUSAN GIZI
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
2013/2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
1
Latar Belakang
Darah adalah suatu cairan tubuh yang terdapat
di dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Darah berfungsi sebagai alat
pengangkut yaitu mengambil oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan
melalui paru-paru, mengambil zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikan ke seluruh jaringan tubuh, mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna
bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal, sebagai pertahanan tubuh
terhadap serangan penyakit, menyebarkan panas ke seluruh tubuh (Syaifuddin,
2006).
Pada
tubuh orang dewasa sehat terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau
empat sampai lima liter. Bila terjadi kehilangan darah dalam jumlah banyak dan
waktu singkat akibat perdarahan, pembedahan ataupun komplikasi dari melahirkan,
yang paling mendesak adalah mengganti cairan yang hilang dengan segera.
Transfusi sel darah merah dapat menjadi penting karena akan mengembalikan
kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah (Syaifuddin, 2006).
Transfusi
darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (donor)
kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah yang
hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock, mempertahankan
daya tahan tubuh terhadap infeksi (Tarwoto, 2006).
1.
2
Tujuan Praktikum
Tujuan
Umum:
Adapun tujuan praktikum
ini adalah untuk mengetahui komponen-komponen darah.
Tujuan
Khusus:
1. Untuk
mengetahui plasma dan packed cell
2. Untuk
mengetahui fibrin dan serum dalam darah
3. Untuk
mengetahui albumin dan globulin dalam darah
4. Untuk
mengetahui hemolisa sel darah oleh larutan hipotonik atau hipertonik
5. Untuk
mengetahui waktu pembentukan fibrin pada sampel darah
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2. 1 Darah
Setiap makhluk hidup memerlukan oksigen dan zat
makanan serta mengeluarkan zat sisa metabolisme. Berbagai proses metobolisme
menghasilkan sampah(sisa) yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Peredaran materi,
baik berupa bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti oksigen maupun hasil
metabolisme dan sisa-sisanya dilakukan oleh sistem peredaran atau sistem
sirkulasi. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh, sedangkan sisa-sisa metabolisme diangkut dari seluruh
jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan.
Darah adalah komponen esensial mahluk hidup yang
berfungsi sebagai pembawa oksigen dari Paru-Paru kejaringan dan Karbon dioksida
dari jaringan ke Paru-Paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrien dari saluran
cerna ke jaringan kemudian menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi
seperti Ginjal, menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah.
Darah adalah suatu cairan tubuh yang terdapat di
dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut
yaitu mengambil oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan
tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui
paru-paru, mengambil zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan
ke seluruh jaringan tubuh, mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal, sebagai pertahanan tubuh terhadap
serangan penyakit, menyebarkan panas ke seluruh tubuh (Syaifuddin, 2006).
Pada tubuh orang dewasa
sehat terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau empat sampai lima
liter. Bila terjadi kehilangan darah dalam jumlah banyak dan waktu singkat
akibat perdarahan, pembedahan ataupun komplikasi dari melahirkan, yang paling
mendesak adalah mengganti cairan yang hilang dengan segera. Transfusi sel darah
merah dapat menjadi penting karena akan mengembalikan kapasitas pengangkutan
oksigen oleh darah (Syaifuddin, 2006).
Transfusi darah adalah proses pemindahan atau
pemberian darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien).
Transfusi bertujuan mengganti darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar,
mengatasi shock, mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi
(Tarwoto, 2006).
a) Struktur Darah terdiri atas :
1.
Plasma : Plasma darah terdiri dari
air yang didalamnya terlarut berbagai macam
zat,
baik zat organik maupun zat anorganik dan zat yang berguna maupun zat sisa yang
tidak berguna sehingga jumlahnya lebih kurang 7-10%. Zat yang terlarut dalam
plasma darah dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, yaitu:
a)
zat makanan dan mineral, seperti glukosa, asam amino, asam
lemak,
kolesterol, serta garam-garam mineral.
b)
zat-zat yang diproduksi sel, seperti enzim, hormon, dan antibodi.
c)
protein darah, yang tersusun atas beberapa asam amino, yaitu:
(1)
albumin, yang sangat penting untuk menjaga tekanan osmotik darah
(2)
fibrinogen, sangat penting untuk proses pembekuan darah
(3)
globulin, untuk membentuk gemaglobulin, yaitu komponen zat kebal yang sangat
penting.
d)
zat-zat metabolisme, seperti urea, asam urat, dan zat-zat sisa lainnya.
e)
gas-gas pernapasan yang larut dalam plasma, seperti O2, CO2, dan N2
Plasma
ialah cairan darah ( 55 % ) sebagian besar terdiri dari air ( 95%), 7% protein,
1% nutrien . Didalam plasma terdapat sel-sel darah dan lempingan darah, Albumin
dan Gamma globulin yang berguna untuk mempertahankan tekanan osmotik koloid,
dan gamma globulin juga mengandung antibodi( imunoglobulin ) seperti IgM, IgG,
IgA, IgD, IgE untuk mempertahankan tubuh terhadap mikroorganisme. Didalam
plasma juga terdapat zat/faktor-faktor pembeku darah, komplemen, haptoglobin,
transferin, feritin, seruloplasmin, kinina, enzym, polipeptida, glukosa, asam
amino, lipida, berbagai mineral, dan metabolit, hormon dan vitamin-vitamin.
2. Sel-sel darah : kurang lebih 45 %
terdiri dari Eritrosit ( 44% ), sedang sisanya 1% terdiri dari Leukosit atau
sel darah putih dan Trombosit. Sel Leukosit terdiri dari Basofil, Eosinofil,
Neutrofil, Limfosit, dan Monosit.[4]
Karakteristik
darah :
1. Warna : Darah
arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen yang berikatan dengan
hemoglobin dalam sel darah merah. Darah Vena berwarna merah tua / gelap karena
kurang oksigen dibandingkan dengan darah Arteri.
2. Viskositas :
Viskositas darah atau kekentalan darah ¾ lebih tinggi dari pada viskositas air
yaitu sekitar 1.048 sampai 1.066.
3. pH: pH darah
bersifat alkaline dengan pHδ 7.35 sampai 7.45.
4. Volume : pada
orang dewasa volume darah sekitar 70 sampai 75 ml/kg BB atau sekitar 4 sampai 5
liter darah.
b)
Jenis-Jenis
Sel Darah
a. Sel
darah putih / Leukosit
Leukosit
dalam darah atau sel darah putih berperan sebagai sistem imunitas tubuh. Jumlah
dalam keadaan normal adalah 5000-10000 sel/mm3. Leukosit terdiri
dari 2 kategori yaitu granulosit dan agranulosit.
1. Granulosit yaitu sel darah putih yang didalamnya terdapat
granula.
2. Agranulosit : merupakan bagian dari sel darah putih yang
mempunyai 1 sel lobus dan sitoplasmanya tidak mempunyai granula.
b. Sel Trombosit
Trombosit
dalam darah berfungsi sebagai faktor pembeku darah dan hemostasis (
menghentikan perdarahan ). Jumlahnya dalam darah dalam keadaan normal sekitar
150.000 sampai dengan 300.000 /ml darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1
sampai 2 minggu atau kira-kira 8 hari.
c. Sel Eritrosit
Sel
darah merah merupakan cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 7.5 mikron, tebal
bagian tepi 2 mikron dan bagian tengahnya 1 mikron atau kurang, tersusun atas
membran yang sangat tipis sehingga sangat mudah diffusi oksigen, karbon
dioksida dan sitoplasma, tetapi tidak mempunyai inti sel. Eritrosit dapat
mencapai umur 120 hari. Setiap harinya ada 1/120 x 5x5.1012 Eritrosit yang
mati.
Sel
darah merah yang matang mengandung 200-300 juta hemoglobin, terdiri Hem
merupakan gabungan dari protoporfirin dengan besi dan globin adalah bagian dari
protein yang tersusun oleh 2 rantai alfa dan 2 rantai beta dan enzim-enzim
seperti Glucose 6-phosphate dehydrogenase(G6PD). Hemoglobin mengandung
kira-kira 95% besi dan berfungsi membawa oksigen dengan cara mengikat oksigen (
menjadi oksihemoglobin ) dan diedarkan keseluruh tubuh untuk kebutuhan
metabolisme.
c) Fungsi darah
Darah merupakan jaringan penyokong istimewa yang
mempunyai banyak
fungsi,
yaitu:
1)
mengangkut oksigen dan karbondioksida dari alat pernapasan ke jaringan-jaringan
ke seluruh tubuh
2)
mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh
3)
mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat ekskresi
4)
mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ke tempat yang membutuhkan
d) Alat Peredaran Darah
Alat
peredaran darah terdiri dari:
a. Pembuluh darah
Terdapat
tiga macam pembuluh darah, yaitu:
1)
pembuluh nadi atau arteri, yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari
jantung ke seluruh tubuh. Pembuluh ini dibedakan menjadi aorta, arteri, dan
arteriole. Aorta adalah pembuluh darah yang langsung berhubungan dengan
jantung. Arteri adalah cabang dari aorta, sedangkan arteriol adalah pembuluh
nadi yang berhubungan dengan kapiler.
2)
Pembuluh balik atau vena, yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari
seluruh organ tubuh menuju ke jantung. Vena dibedakan menjadi venule, vena, dan
vena cava. Venule adalah pembuluh balik yang berhubungan dengan kapiler. Vena
menerima darah dari venule, sedangkan vena cava adalah pembuluh balik besar
yang langsung berhubungan dengan jantung.
3)
Pembuluh kapiler, yaitu pembuluh halus yang menghubungkan arteriole dengan
venule. Kapiler merupakan pembuluh halus yang dindingnya hanya setebal selapis
sel. Pada pembuluh inilah terjadi pertukaran oksigen dari darah dengan karbondioksida
jaringan.
b. jantung
Jantung merupakan alat pemompa darah yang letaknya
di dalam rongga dada agak ke kiri. Bersarnya kurang lebih sama dengan kepalan.
Jantung mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
1)
Dinding jantung
Dinding jantung merupakan bagian yang membungkus
ruangan jantung. Dinding ini terdiri atas tiga lapis, yaitu:
a)
Perikardium
Perikardium
adalah selaput pembungkus jantung. Perikardium ini berlapis dua. Diantara keduanya
terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk menahan gesekan.
b)
Miokardium
Miokardium
adalah otot jantung. Otot ini tersusun atas jenis otot yang bekerja secara
tidak sadar.
c)
Endokardium
Endokardium
adalah selaput yang membatasi ruangan jantung.
2)
Ruangan jantung
Ruangan jantung manusia berjumlah empat terdiri dari
dua serambi (atrium) kanan dan kiri serta dua bilik (ventrikel)
kanan dan kiri. Serambi kanan berisi darah yang kaya CO2 berasal dari seluruh
tubuh, sedangkan serambi kiri berisi darah yang kaya oksigen yang berasal dari
paru-paru.
3)
Klep jantung
Antara serambi dan bilik, antara bilik dan nadi
terdapat klep atau valvula. Fungsi klep ini untuk menjaga agar aliran
darah tetap searah. Klep-klep tersebut adalah sebagai berikut:
a)
klep berdaun tiga atau valvula trikuspidalis, terdapat diantara serambi
kanan dan bilik kanan. Klep ini berfungsi untuk mencegah agar darah dalam bilik
kanan tidak kembali ke serambi kanan.
b)
klep berdaun dua atau valvula biskupidalis, terdapat diantara serambi
kiri dan bilik kiri. Klep ini berfungsi untuk mencegah agar darah dalam bilik
kiri tidak kembali ke serambi kiri.
c)
klep berbentuk bulan sabit atau valvula seminularis. Klep ini terdiri
atas tiga daun dan terdapat pada pangkal nadi besar. Fungsinya adalah untuk
mencegah agar darah dalam nadi tidak kembali ke bilik.
4)
Saraf jantung
Saraf pada jantung membentuk beberapa simpul saraf
jantung. Simpul
saraf
tersebut adalah sebagai berikut:
a)
simpul Keith-Flack atau Nodus Sino Aurikularis.
Simpul
saraf ini terdapat pada dinding serambi, diantara vena yang masuk ke serambi
kanan.
b)
simpul Tawara atau Nodus Atrioventrikularis.
Simpul
saraf ini terdapat pada sekat antara serambi dan bilik
c)
berkas His.
Berkas
His berupa serabut saraf yang merupakan kelanjutan dari simpul tawara. Serabut
saraf dari berkas His ini terdapat pada sekat antara bilik dan bercabang-cabang
ke otot jantung dinding ventrikel.
Kerja
jantung
Bila serambi jantung mengembang, jantung akan
mengisap darah masuk ke serambi dari pembuluh balik. Serambi kanan menarik
darah dari vena cava superior dan vena cava inferior, sedangkan serambi kiri
menarik darah vena pulmonalis atau pembuluh balik paru-paru. Bersamaan masuknya
darah keserambi kanan, simpul keith-flack terangsang. Rangsangan diteruskan ke simpul
Tawara. Bersamaan dengan ini, otot dinding serambi berkontraksi sehingga
ruangan serambi mengucup. Begitu impuls dari keith-flack sampai disimpul
Tawara, maka katup antara serambi dan bilik terbuka, darah mengalir ke bilik.
Sementara itu, impuls saraf diteruskan ke berkas his. Setelah darah masuk ke
dalam ventrikel, klep antara atrium dan bilik menutup. Sesampainya rangsangan di
miokardium bilik, maka berkontraksilah dinding bilik. Akibatnya, ruangan bilik
menguncup.
Tekanan ruangan dalam bilik maximum disebut tekanan
sistole. Pada waktu sistole, darah terpompa ke aorta. Setelah darah terpompa
keaorta, dinding bilik berelaksasi. Ruangan jantung membesar maximum sehingga
tekanannya menjadi minimum. Tekanan terendah dalam ruangan jantung akibat otot
jantung berelaksasi disebut diastole.
Macam-Macam
Peredaran Darah
Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah
tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh
darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut
sebagai peredaran darah ganda yang terdiri dari:
1.
Peredaran darah besar atau sistem sirkulatoria magna, yaitu peredaran darah dari
jantung (bilik kiri) menuju keseluruh tubuh (kecuali paru-paru) dan kembali ke
jantung (serambi kanan).
2.
Peredaran darah kecil atau sirkulatoria parva, yaitu peredaran darah dari jantung
(bilik kanan) menuju ke paru-paru kembali ke jantung (serambi kiri). Selain
itu, ada juga sistem vena porta, yaitu vena dari suatu alat tubuh sebelum menuju
ke jantung, mampir dulu ke suatu alat. Pada manusia adalah sistem vena porta
hepatis, yaitu darah dari usus, sebelum ke jantung mampir dulu ke hati.
2.
2. Hemoglobin
Hemoglobin
adalah protein yang terdapat pada sel darah merah. Berfungsi sebagai pengangkut
oksigen dari Paru-Paru dan dalam peredaran darah untuk dibawa ke jaringan dan
membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh ke Paru-Paru.
Struktur
Hemoglobin terdiri atas dua unsur utama yaitu :
a. Besi yang
mengandung pigmen Hem
b. Protein Globin,
seperti halnya jenis protein lain, globin mempunyai rantai panjang dari asam
amino. Ada empat rantai globin yaitu alpha (α ), beta (β), delta (δ) dan gamma
(ð), dan enzim-enzim spt G6PD
Ada tiga jenis
Hemoglobin yaitu :
a) HbA merupakan mayoritas dari hemoglobin orang dewasa, mempunyai rantai
globin 2 alfa dan 2 beta.
b) HbA2 merupakan minoritas dari hemoglobin orang dewasa, mempunyai
rantai globin 2 alfa dan 2 beta.
c) HbF merupakan
hemoglobin fetal, mempunyai rantai globin 2 alfa dan 2 gamma. Saat bayi lahir
2/3 jenis hemoglobinnya adalah jenis hemoglobin HbF dan 1/3nya adalah HbA.
Menjelang usia 5 tahun menjadi HbA > 95 %, HbA2 < 3.5 % dan HbF < 1.5%.
Hemoglobin
mengandung kira-kira 95% Besi (Fe) dan berfungsi membawa oksigen dengan cara
mengikat oksigen menjadi Oksihemoglobin dan diedarkan keseluruh tubuh untuk
kebutuhan metabolisme. Disamping Oksigen, hemoglobin juga membawa
Karbondioksida dan dengan Karbon monooksida membentuk ikatan Karbon
Monoksihemoglobin (HbCO), juga berperan dalam keseimbangan ph darah.
Sintesis
hemoglobin terjadi selama proses Eritropoisis, pematangan sel darah
merah akan mempengaruhi fungsi hemoglobin. Proses pembentukan sel darah merah (
Eritropoeisis ) pada orang dewasa terjadi di sumsum tulang seperti pada
tulang tengkorak, vertebra, pelvis, sternum, iga, dan epifis tulang-tulang
panjang. Pada usia 0-3 bulan intrauterine terjadi pada yolk sac, pada usia 3-6
bulan intrauterine terjadi pada hati dan limpa. Dalam proses pembentukan sel
darah merah membutuhkan bahan zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin B6 (
piridoksin ), protein dan faktor lain. Kekurangan salah satu unsur diatas akan
mengakibatkan penurunan produksi sel darah sehingga mengakibatkan Anemia yang
ditandai dengan Kadar hemoglobin yang rendah/kurang dari normal.
Metode Pemeriksaan Hemoglobin
Ada beberapa cara
pemeriksaan hemoglobin diantaranya adalah :
1. Pemeriksaan Hb
cara Sahli , metode ini sekarang sudah banyak ditinggalkan karena tingkat
kesalahannya yang tinggi.
2. Pemeriksaan Hb
metode Cyanmethemoglobin, yaitu cara pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan
larutan Drabskin dan diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang
tertentu.
Pada penelitian
ini pemeriksaan hemoglobin dilakukan secara otomatis dengan menggunakan alat
coulter AcT 80.
2. 3. Sel Darah
Putih/Leukosit
Sel
leukosit atau sel darah putih adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel
darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit
infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak
berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus
dinding kapiler /diapedesis. Jumlah dalam keadaan normal adalah 5000-10000
sel/mm3. Jumlah sel leukosit yang lebih dari normal atau melebihi 10000 disebut
Leukositosis, sedangkan jumlah sel leukosit yang kurang dari normal atau
kurang dari 5000 disebut Leukopenia.
Leukosit terdiri
dari 2 kategori yaitu granulosit dan agranulosit.
a. Granulosit atau
disebut juga polimorfonuklear yaitu sel darah putih yang didalamnya
terdapat granula antara lain : eosinofil, basofil, neutrofil. 75 % dari
komponen leukosit adalah sel granulosit dan sel ini dibentuk didalam sumsum
tulang belakang.
b. Agranulosit :
merupakan bagian dari sel darah putih yang mempunyai 1 sel lobus dan
sitoplasmanya tidak mempunyai granula antara lain limfosit dan monosit.
Fungsi
leukosit adalah sebagai sistim imunitas atau kekebalan tubuh, bila tubuh
kemasukan benda asing misal bakteri atau virus maka oleh sel sel neutrofil atau
limfosit benda asing tersebut akan difagositosis dimana sel limfosit T akan
membunuh langsung atau membentuk limfokin yaitu suatu substansi yang memperkuat
daya fagositosis sedangkan limfosit B akan mengeluarkan antibodi yang akan
menghancurkan benda asing tersebut.
Jenis-jenis sel
Leukosit
a. Neutrofil
Sel
Neutrofil adalah bagian dari leukosit yang bertindak sebagai garis depan dalam
sistem kekebalan tubuh, neutrofil akan memfagositosis bakteri dan
mengencerkannya dengan enzim asam amino D oksidase dalam granula azurofilik.
Mielo peroksidase yang terdapat dalam neutrofil berikatan dengan peroksida dan
halida bekerja pada molekultirosin dinding sel bakteri dan menghancurkannya.
Neutrofil dibentuk dalam sumsum tulang dan dikeluarkan dalam sirkulasi,
jumlahnya dari leukosit adalah 60 -70 % . Sel neutrofil bergaris tengah sekitar
12 um, mempunyai satu inti dan terdiri dari 2-5 lobus. Sitoplasma yang banyak
diisi oleh granula-granula spesifik (0;3-0,8μm) mendekati batas resolusi optik,
dengan pewarnaan giemsa tampak berwarna keunguan.
Granul pada
neutrofil ada dua :
- Azurofilik yang
mengandung enzym lisozom dan peroksidase.
- Granul spesifik
lebih kecil mengandung fosfatase alkali dan zat-zat bakterisidal (protein
Kationik) yang dinamakan fagositin.
Neutrofil
jarang mengandung retikulum endoplasma granuler, sedikit mitokondria, apparatus
golgi rudimenter dan sedikit granula glikogen.
b. Eosinofil
Eosinofil
adalah bagian dari sel leukosit yang dapat bergerak amuboid untuk
memfagositosis bakteri atau benda asing yang masuk dalam tubuh meskipun
pergerakannya tidak secepat neutrofil. Jumlah eosinofil sedikit hanya 1-4 %
leukosit darah, mempunyai garis tengah 9 um (sedikit lebih kecil dari
neutrofil). Mempunyai inti biasanya berlobus dua, mempunyai granula ovoid yang
dengan eosin asidofilik sehingga kelihatan berwarna merah, granula adalah
lisosom yang mengandung fosfatase asam, katepsin, ribonuklase, tapi tidak
mengandung lisosim.
c. Basofil
Basofil
jumlahnya 0-1% dari leukosit darah, ukuran garis tengah 12μm, inti satu, besar
bentuk pilihan ireguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma basofil terisi
granul yang lebih besar, dan seringkali granul menutupi inti, granul bentuknya
ireguler berwarna biru.
d. Limfosit
Limfosit
merupakan sel yang sferis, garis tengah 6-8μm, jumlah dalam leukosit
sekitar 20-30% . Sel yang normal berinti relatif besar, bulat sedikit cekungan
pada satu sisi, kromatin inti padat, sitoplasma sedikit sekali, sedikit
basofilik, mengandung granula-granula azurofilik. Sel limfosit dibentuk didalam
kelenjar limfe dan sumsum tulang. Tidak memiliki gerakan amuboid dan tidak
dapat memfagositosis bakteri tetapi sel limfosit berperan dalam membentuk
antibodi untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi. Jumlah limfosit
yang meningkat dalam tubuh disebut limfositosis. Jumlah sel limfosit
akan menurun seiring bertambahnya usia, pada saat lahir jumlahnya sekitar 5%
tetapi pada usia lanjut kemampuan tubuh akan berkurang dalam memproduksi
limfosit sehingga kekebalan tubuh akan berkurang juga.
e. Monosit
Merupakan
sel leukosit yang besar 3-8% dari jumlah leukosit normal, diameter 9-10 um tapi
pada sediaan darah kering diameter mencapai 20um, atau lebih. Inti biasanya
eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal kuda. Kromatin kurang
padat, susunan lebih fibriler, Granula azurofil, merupakan lisosom primer,
lebih banyak tapi lebih kecil. Monosit ditemui dalam darah, jaringan
penyambung, dan rongga-rongga tubuh. Monosit tergolong fagositik mononuclear
(system retikuloendotel).
2. 4. Sel
Trombosit
Trombosit
adalah sel tak berinti yang diproduksi oleh sumsum tulang, yang berbentuk
cakram dengan diameter 2-5 μm. Trombosit dalam darah tersusun atas substansi
fosfolipid yang berfungsi sebagai faktor pembeku darah dan hemostasis
(menghentikan perdarahan). Jumlahnya dalam darah dalam keadaan normal sekitar
150.000 sampai dengan 300.000 /ml darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1
sampai 2 minggu atau kira-kira 8 hari. Pembentukan trombosit berasal dari Multipotensial
Stem Cell menjadi Unipotensial Stem Cell dibantu Trombopoitin. Sel
yang paling muda yang dapat dilihat dengan mikroskop adalah Megakarioblas,
Megakarioblas akan diubah menjadi megakariosit imatur kemudian menjadi
megakariosit matur.
Fungsi
Trombosit bila tubuh mengalami luka maka trombosit akan berkumpul dan saling
melekatkan diri sehingga akan menutup luka tersebut, trombosit juga akan
mengeluarkan zat yang merangsang untuk terjadinya pengerutan luka sehingga
ukuran luka menyempit dan karena mempunyai zat pembeku darah maka dapat
menghentikan perdarahan.
Umur Trombosit
Umur
trombosit didalam tubuh sangat pendek yaitu sekitar 8 sampai 10 hari, berbeda
dengan umur eritrosit sekitar 120 hari serta sangat mudah terjadi destruksi,
apabila trombosit rusak maka akan segera dihancurkan didalam limpa.
Tranfusi trombosit
diperlukan pada kasus-kasus tertentu misalnya :
a. Kelainan jumlah
trombosit
Jumlah
trombosit kurang dari 50.000 / mm3 disebut Trombositopenia, Hal ini bisa
terjadi pada kasus-kasus penyakit misalnya demam berdarah (DBD), penyakit ini
disebabkan oleh 4 virus dengue yaitu DN-1, Den-2, Den-3 dan Den-4 sebagai
diagnosa awalnya adalah penurunan jumlah trombosit terutama pada hari ke3 dan
ke4 dari serangan, Idiopathic Thrombocytopenia Purpura (ITP).
b. Kelainan Fungsi
Trombosit
Kelainan
ini terjadi bila Adenosin Difosfat ( ADP) dalam trombosit berkurang
sehingga agregasi trombosit berkurang. Hal ini terjadi pada penyakit Lupus
Eritematosus (LE), Idiopatik Trombocytopenia Purpura (ITP), Lekemia
limfositik kronik sehingga menyebabkan jumlah trombosit kurang dari 50.000/mm3
darah.
Sel
trombosit sangat mudah rusak apalagi bila berada diluar tubuh, trombosit akan
kehilangan fungsinya bila disimpan lebih dari 24 jam dengan suhu penyimpanan
yang tidak sesuai akan mempercepat proses kerusakan trombosit. Penyimpanan juga
akan membentuk mikroagregat, Untuk itu tranfusi trombosit harus segera
dilakukan sesegera mungkin dari proses pengambilan darah dan apabila disimpan
maka harus tidak boleh lebih dari 3 hari dengan suhu 200c-240c.
BAB
III
METODELOGI
3.
1
Metode : -
3.
2 Prinsip Kerja
1. Pemisahan
Plasma dan Endapan
Pada
sentrifuge yang diputar, akan menyebabkan pemisahan plasma yang mengandung
banyak air ke bagian atas dan endapan merah yang berat jenisnya lebih besar
berada di bagian bawah
2.
Pemisahan Fibrin dan Serum
Endapan
gel yang terbentuk pada plasma karena penambahan NaCl kemudian disaring.
Filtrate adalah serum dan endapan gel adalh fibrin.
3. Pemisahan
Globulin dn Globulin
Serum
yang ditambahkan ammoniumsulfat akan membentuk endapan globulin. Endapan
kemudian disaring dengan filtratnya. Filtratnya merupakan albumin dan endapan
adalah globulin(kemudian dilarutkan dalam NaCl 1%) dan dilakukan test protein.
4. Hemolisa
Sel Darah oleh Larutan Hipotonik atau Larutan Hipertonik
Larutan
yang konsentrasinya lebih tinggi (hipertonik) akan menyebabkan terjadinya
pengerutan sel darah merah dan menyebabkan hanya sebagian molekul air bebas .
Larutan
yang konsentrasinya lebih rendah (hipotonik) akan menyebabkan terjadinya lisis
sel darah merah dan menyebabkan lebih banyak molekul air yang bebas.
5.
Waktu Pembentukan Fibrin
Pada
saat terjadi luka/pendarahan, maka trombosit dengan fibrinogen dan dibantu
dengan ion kalsium dan vitamin K membentuk fibrin yang akan menutup luka dan
menghentikan pendarahan.
3.
3 Alat dan Bahan
3. 3. 1 Alat
1. Tabung
reaksi
2. Sentrifuge
3. Pipet
tetes
4. Test
plate
5. Pipet
ukur
6. Pipet
volume
7. Bunsen
8. Kaki
3
9. Corong+kertas
saring
10. Lancet
3. 3.2
Bahan
1. NaCl
0,9%
2. NaCl
2%
3. NaCl
20%
4. Ammonium
sulfat 22%
5. CuSO4
1%
6. NaOH
2 N (larutan bio)
3. 4 Prosedur Kerja
1. Pemisahan
Plasma dan Endapan (Packed Cell)
Ambil darah vena, kemudian
sentrifuge 10 menit sehingga terlihat lapisan bening dan lapisan endapan merah
di bagian bawah. Lapisan atas(bening) adalah plasma dan lapisan bawah (endapan
merah) adalah packed cell.
2. Pemisahan
Fibrin dan Serum
Ambil 2 ml plasma, tambah 20 ml
NaCl 0,9%, 5 tetes NaCl 20%. Endapan gel yang terjadi kemudian difiltrat.
Filtrat adalah serum dan endapannya adalh fibrin.
3. Pemisahan
Globulin dan Albumin
Ambil 1 ml serum, tambahkan 2-3 ml
ammonium sulfat 22% sehingga terjadi endapan (Cloudness) dari globulin,
kemudian disaring, endapan filtratnya dipisahkan. Endapan dilarutkan dalam NaCl
1%. Endapan yang dilarutkan dalam NaCl adalah globulin dan yang bukan endapan
dan tidak disaring adalah albumin. Kemudian uji test protein pada globulin dan
albumin, masing-masing dengan 2 tetes CuSO4 1% dan 20 tetes larutan NaOH 2N
(larutan bio).
4. Hemolisa
Sel Darah Merah oleh larutan Hipotonik dan Hipertonik
Siapkan 7 buah tabung reaksi
No.
tabung
|
Aquadest
(ml)
|
NaCl
2% (ml)
|
%NaCl
(konsentrasi)
|
1
|
8,5
|
1,5
|
0,3
|
2
|
7,5
|
2,5
|
0,5
|
3
|
6,5
|
3,5
|
0,7
|
4
|
5,5
|
4,5
|
0,9
|
5
|
4,5
|
5,5
|
1,1
|
6
|
3,5
|
6,5
|
1,3
|
7
|
2,5
|
7,5
|
1,5
|
Kocok tabung, kemudian
masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes darah, kocok pelan-pelan, diamkan 1
jam. Catat perubahan yang terjadi.
5. Terbentuknya
Fibrin
Ambil darah 1 tetes pada test
plate, kemudian aduk pelan dengan jarum sampai terbentuk fibrin. Catat waktu
terbentuknya.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil Pengamatan
Hari/Tanggal
Praktikum : Jum’at/4 Oktober 2013
Tempat : Laboratorium Kimia Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin
1.
Plasma
dan Packed Cell

Packed Cell:
endapan merah
2.
Pemisahan
Fibrin dan Serum


Filtrat
(albumin) Endapan (globulin) setelah ditambahkan NaCl 1%
3. Pemisahan
Globulin dan Albumin


Sebelum uji protein Setelah uji protein
4. Hemolisa
Sel Darah Merah oleh Larutan Hipotonik atau Hipertonik


Awal Setelah
1 jam
Tabung 1


Sebelum Sesudah
Tabung 2


Sebelum Sesudah
Tabung 3


Sebelum Sesudah
Tabung 4


Sebelum Sesudah
Tabung 5


Sebelum Sesudah
Tabung 6


Sebelum Sesudah
Tabung 7


Sebelum Sesudah
5. Pembentukan
Fibrin


Awal Terbentuk fibrin( 2
menit 10 detik)
4. 2 Pembahasan
1. Pemisahan
Plasma dan Packed Cell
Plasma
: ialah cairan darah ( 55 % ) sebagian besar terdiri dari air (95%), 7%
protein, 1% nutrien . Didalam plasma terdapat sel-sel darah dan lempingan
darah, Albumin dan Gamma globulin yang berguna untuk mempertahankan tekanan
osmotik koloid, dan gamma globulin juga mengandung antibodi ( imunoglobulin )
seperti IgM, IgG, IgA, IgD, IgE untuk mempertahankan tubuh terhadap
mikroorganisme. Didalam plasma juga terdapat zat/faktor-faktor pembeku darah,
komplemen, haptoglobin, transferin, feritin, seruloplasmin, kinina, enzym,
polipeptida, glukosa, asam amino, lipida, berbagai mineral, dan metabolit,
hormon dan vitamin-vitamin.
Packet
Red Cell / PRC, Jenis darah ini adalah paket sel darah merah
yang sudah dipisahkan dari sebagian plasma darah atau disebut juga sel darah
merah pekat. PRC mempunyai masa simpan 2 minggu bila pemisahan komponen
dilakukan secara tertutup.
Pemisahan plasma dengan Packed Cell dilakukan
dengan dipusing dengan sentrifuge. Perbedaan berat jenis plasma (plasma
mengandung 95% air, sehingga berat jenisnya akan lebih kecil dibandingkan
endapan merah) dan packed cell akan
menyebabkan pemisahan cairan berwarna kuning dan endapan merah yaitu packed
cell. Perbedaan plasma dengan serum adalah, ada tidaknya fibrinogen. Pada serum
tidak terdapat fibrinogen yang berperan dalam pembekuan darah.
2. Pemisahan
Fibrin dengan Serum
Pemisahan
fibrin dengan serum, dilakukan dengan mengambil 2 ml plasma, kemudian ditambah
20 ml NaCl 0,9% dan 5 tetes NaCl 20%. Setelah terjadi endapan gel, kemudian
disaring. Filtratnya adalah serum yang berwarna kuning bening, dan endapannya
adalah fibrin.
Serum
merupakan plasma darah tanpa fibrinogen, sehingga komposisi serum sama dengan
plasma darah. Di dalam serum terdapat albumin, globulin yang sangat penting
untuk untuk tekanan osmotic dan mengandung antibody. Fibrinogen adalah asam
amino yang sangat penting untuk pembekuan darah, karena fibrinogen berperan
dalam hal tersebut, maka fibrinogen akan dengan cepat membentuk gel-gel.
3. Pemisahan
Globulin dengan Albumin
Albumin
dan globulin adalah asam amino yang terdapat pada plasma dan serum. Pada praktikum
ini, albumin dan globulin dipisahkan dengan memisahkan komponen serum.
Prosedur untuk
memisahkan protein dengan salting out. Protein mempunyai struktur yang tidak stabil sehingga
mudah mengalami denaturasi yang meliputi presipitasi dan koagulasi. Albumin
merupakan protein yang larut dalam air sedangkan globulin mempunyai sukar larut
dalam air. Akan tetapi di dalam serum yang mengandung kedua protein (albumin
dan globulin) ini ditambahkan garam ammonium sulfat 22%, maka protein akan
terdenaturasi atau daya larut globulin akan berkurang sehingga globulin akan
terpisah sebagai endapan. Denaturasi protein ini dipengaruhi adanya garam logam
berat, pH, panas,
perubahan tipe pelarut dan lain sebagainya. Pada denaturasi
terjadi perubahan terhadap struktur sekunder ternier, dan kuartener.
Molekul protein
tanpa terjadinya pemecahan ikatan kovalen sehingga terkadang dapat berlangsung
secara reversibel dan dapat
mengalami metanuvasi atau penyusunan kembali molekul protein. Dimana globulin
akan mengendap pada penambahan amonium sulfat 22% sedangkan albumin akan larut
pada penambahan amonium sulfat 22%. Pengendapan dapat terjadi karena saat
amonium sulfat 22% ditambahkan pada serum, ion-ion garam amonium sulfat menarik
molekul air dan albumin menjauh dari globulin. Hal ini disebabkan ion-ion pada
garam amonium sulfat memiliki muatan berat jenis yang lebih besar dibandingkan
protein, sehingga ketika ditambahkan akan berikatan dengan molekul air dan
albumin yang dapat memaksa globulin berinteraksi, dan ketika menambahkan
amonium sulfat dalam jumlah cukup menyebabkan terpresifitasi. Setelah protes
ini, akan didapatkan endapan globulin yang akan disaring dengan kertas saring
dan diperoleh fitrat yang akan digunakan untuk pengujian albumin. Endapan
berupa gel tersebut kemudian dibilas menggunakan pelarut NaCl 1 % (sifat
globulin larut dalam larutan garam encer) dengan volume kurang lebih 20 ml.
Larutan ini kemudian ditetesi menggunakan biuret untuk membuktikan adanya
protein dalam darah.
Albumin,
yang sangat penting untuk menjaga tekanan osmotic darah, sedangkan globulin,
untuk membentuk gemaglobulin, yaitu komponen zat kebal yang sangat penting.
Setelah
kedua komponen tersebut dipisahkan, maka dilakukan uji protein (biuret) dengan
menambah 2 tetes CuSO4 1% dan 20 tetes larutan NaOH 2 N (larutan
bio). Hasilnya adalah terbentuk warna ungu.
Apabila setelah
diberi tetes biuret berubah warna menjadi biru-ungu berarti darah positif mengandung
albumin. Dari kedua percobaan diperoleh menjadi hasil positif uji biuret,
perubahan warna terjadi karena biuret bereaksi terhadap ikatan peptida pada protein.
4. Hemolisa
Sel Darah Merah oleh larutan Hipotonik atau Hipertonik
Cormack (2008 dalam Laporan Praktikum Afister ) mengatakan bahwa Hemolisis adalah rusaknya jaringan darah akibat lepasnya hemoglobin dari stroma eritrosit (butir darah merah). Hemolisis dapat disebabkan karena penurunan tegangan permukaan membrane sel dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pelarut organik, saponin, garam empedu, sabun, enzim, dan faktor lain yang merusak komplek lemak-protein dari stroma. Faktor hemolisis ini ditemukan pada bisa ular famili Elapidae.
(Wulangi, 2009 dalam Laporan
Praktikum Afister)
Ada dua macam hemolisis yaitu hemolisis osmotik yang terjadi karena adanya
perbedaan yang besar antara tekanan osmosa cairan didalam sel darah merah
dengan cairan yang berada disekeliling sel darah merah. Tekanan osmosa sel
darah merah adalah sama dengan osmosa larutan NaCl 0, 9%, bila sel darah merah
dimasukkan kedalam larutan NaCl 0, 65% belum terlihat adanya hemolisa, tetapi
sel darah merah yang dimasukkan kedalam larutan NaCl 0, 45% hanya sebagian saja
dari sel darah merah yang mengalami hemolisis dan sebagian lagi sel darah merahnya
masih utuh. Perbedaan ini disebabkan karena umur sel darah merah yang sudah
tua, membran sel mudah pecah, sedangkan se darah merah yang muda, membran
selnya masih kuat. Bila sel darah merah dimasukkan kedalam laritan NaCl 0,25%,
semua sel darah merah akan mengalami hemolisa sempurna. Yang kedua, hemolisis
kimiawi membran sel darah merah dirusak oleh macam-macam substansi kimia.
Seperti, kloroform, aseton, alkohol, benzena dan eter, substansi lain adalah
bisa ular, kalajengking, dan garam empedu.
Dari
hasil pengamatan diketahui bahwa tabung 1 dengan konsentrasi NaCl 0,3% terjadi
hemolisis sempurna, hal ini nampak pada larutan tabung 1 yang keseluruhan
berwarna merah. Pada tabung 2
dengan konsentrasi NaCl 0,5%, terjadi hemolisis, tetapi tidak sempurna. Hal ini
ditunjukkan dengan masih adanya sedikit larutan bening. Hal
tersebut terjadi karena hemoglobin yang ada pada eritrosit tersebut keluar ke
media disekelilingnya yang diakibatkan pecahnya plasma darah, hal tersebut
sesuai dengan pendapat dari Skrini (2000 dalam
Laporan Praktikum Afister) apabila sel darah merah berada dalam cairan yang
bersifat hipotonis maka sel akan pecah dan hemoglobin akan ke luar (hemolisis).
Pada tabung 3-7, tidak terjadi hemolisis. Hal ini
ditunjukkan dengan masih banyaknya larutan bening pada tabung, dan warna merah
terlihat lebih muda dibandingkan tabung 1 dan 2. Srikini (2000 dalam Laporan Praktikum Afister) Sel darah merah yang berada di luar cairannya dapat
mempertahankan bentuknya apabila dimasukkan dalam cairan yang isotonis dengan
sitoplasmanya. Apabila sel darah merah berada di dalam cairan yang hipertonis
maka sel darah merah akan mengalami pengerutan (krenasi).
5. Waktu
Pembentukan Fibrin
Pada
darah vena, diletakkan satu tetes darah pada test plate, kemudian diaduk dengan
jarum, hingga terbentuk fibrin. Pada praktikum ini, diperoleh waktu pembentukan
fibrin 2 menit 10 detik (130 detik).
Masa
rekalsifikasi digunakan untuk mencari adanya kekurangan faktor-faktor pembekuan
fibrinogen. Masa rekalsifikasi dipengaruhi oleh trombosit, maka makin banyak,
makin singkat masa rekalsifikasi. Dalam keadaan normal berkisar 90-250 detik.
Dari
hal ini diketahui, bahwa sampel mempunyai waktu pembekuan darah dalam keadaan
batas normal.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·
Darah adalah komponen esensial mahluk
hidup yang berfungsi sebagai pembawa oksigen dari Paru-Paru kejaringan dan
Karbon dioksida dari jaringan ke Paru-Paru untuk dikeluarkan, membawa zat
nutrien dari saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan sisa metabolisme
melalui organ sekresi seperti Ginjal, menghantarkan hormon dan materi-materi
pembekuan darah.
·
Darah terdiri atas plasma darah dan
sel-sel darah.
·
Plasma darah terdiri atas albumin,
globulin, fibrinogen dan nutrient lainnya, dan jika plasma dipisahkan dengan
fibrinogen akan diperoleh serum darah.
·
Sel-sel darah terdiri atas sel darah
merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keeping darah (trombosit).
·
Cormack (2008
dalam Laporan Praktikum
Afister )
mengatakan bahwa Hemolisis adalah rusaknya jaringan darah akibat lepasnya
hemoglobin dari stroma eritrosit (butir darah merah). Hemolisis dapat
disebabkan karena penurunan tegangan permukaan
membrane sel dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pelarut
organik, saponin, garam empedu, sabun, enzim, dan faktor lain yang merusak
komplek lemak-protein dari stroma. Faktor hemolisis ini ditemukan pada bisa
ular famili Elapidae.
·
Pada praktikum ini, diperoleh waktu
pembentukan fibrin 2 menit 10 detik (130 detik).
5.2
Saran
Adapun saran
yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut:
·
Kepada peserta praktikum,
diharapkan dapat lebih memahami prosedur dan teliti dalam melakukan praktikum.
·
Kepada pembimbing,
diharapkan untuk dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci kepada semua
peserta praktikum serta dapat memberikan prosedur yang lebih rinci.
DAFTAR
PUSTAKA
Amri,
Azalista. 2013. Laporan Pemeriksaan Darah.
Situs web: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CC4QFjAB&url=http%3A%2F%2Fimamri.wordpress.com%2Ftag%2Faglutinasi%2F&ei=qHazUrvyLYyzrgfYqIGYDA&usg=AFQjCNGm6EWXCBj8RVqoegEzb-F9t09ztA
(Akses : 20 Desember 2013)
Anonim
a. 2011. Chapter I Darah. Universitas
Sumatera. Situs web: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21754/4/Chapter%20I.pdf
(Akses: 6 Oktober 2013)
Dewi,
Sari. 2009. Sistem Peredaran Darah
Manusia. Situs web: aas07.files.wordpress.com/2009/06/sistem-peredaran-darah-manusia2.pdf
(Akses: 6 Oktober 2013)
Nugraha,
Eka. 2010. Fisiologi Darah. Situs
web:
file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/195903041987031-EKA_NUGRAHA/FISIOLOGI_DARAH_new.pdf
(Akses: 6 Oktober 2013)
Onysuci.
2010. Tinjauan Pustaka Darah. Situs
web:
digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i.pdf
(Akses : 6 Oktober 2013)
Setiawan,
Eka. 2013. Laporan Praktikum Afister.
Situs web: http://ekasetiawanfapetunja.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-afister.html
(Akses: 20 Desember 2013)