Kamis, 16 Januari 2014

BIOKIMIA GIZI : KOMPONEN DARAH




LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA GIZI

KOMPONEN SEL DARAH
Pembimbing :
Sajiman, SKM, M. Gizi
Siti Mas’Odah, S.Pd., M.Gizi
Jujuk Anton Cahyono, S.si, M.Sc

Kelompok 5
Nama :
1.      Akhmad Redhanie
2.      Bramandita Nabila Nova Triadin
3.      Evi Apriyanti
4.      Marwah
5.      Melda Fakhriana
6.      Misna Ramadhani
7.      Rona Intanikasih
PROGRAM D-IV JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
2013/2014
 



BAB I
PENDAHULUAN

1.      1 Latar Belakang

 Darah adalah suatu cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut yaitu mengambil oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru, mengambil zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan tubuh, mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal, sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit, menyebarkan panas ke seluruh tubuh (Syaifuddin, 2006).
Pada tubuh orang dewasa sehat terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau empat sampai lima liter. Bila terjadi kehilangan darah dalam jumlah banyak dan waktu singkat akibat perdarahan, pembedahan ataupun komplikasi dari melahirkan, yang paling mendesak adalah mengganti cairan yang hilang dengan segera. Transfusi sel darah merah dapat menjadi penting karena akan mengembalikan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah (Syaifuddin, 2006).
Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock, mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi (Tarwoto, 2006).

1.      2 Tujuan Praktikum

Tujuan Umum:
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui komponen-komponen darah.




Tujuan Khusus:
1.      Untuk mengetahui plasma dan packed cell
2.      Untuk mengetahui fibrin dan serum dalam darah
3.      Untuk mengetahui albumin dan globulin dalam darah
4.      Untuk mengetahui hemolisa sel darah oleh larutan hipotonik atau hipertonik
5.      Untuk mengetahui waktu pembentukan fibrin pada sampel darah


























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.      1 Darah

Setiap makhluk hidup memerlukan oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan zat sisa metabolisme. Berbagai proses metobolisme menghasilkan sampah(sisa) yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Peredaran materi, baik berupa bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti oksigen maupun hasil metabolisme dan sisa-sisanya dilakukan oleh sistem peredaran atau sistem sirkulasi. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, sedangkan sisa-sisa metabolisme diangkut dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan.
Darah adalah komponen esensial mahluk hidup yang berfungsi sebagai pembawa oksigen dari Paru-Paru kejaringan dan Karbon dioksida dari jaringan ke Paru-Paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrien dari saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi seperti Ginjal, menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah.
Darah adalah suatu cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut yaitu mengambil oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru, mengambil zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan tubuh, mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal, sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit, menyebarkan panas ke seluruh tubuh (Syaifuddin, 2006).
 Pada tubuh orang dewasa sehat terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau empat sampai lima liter. Bila terjadi kehilangan darah dalam jumlah banyak dan waktu singkat akibat perdarahan, pembedahan ataupun komplikasi dari melahirkan, yang paling mendesak adalah mengganti cairan yang hilang dengan segera. Transfusi sel darah merah dapat menjadi penting karena akan mengembalikan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah (Syaifuddin, 2006).
Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock, mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi (Tarwoto, 2006).

a)      Struktur Darah terdiri atas :

1. Plasma : Plasma darah terdiri dari air yang didalamnya terlarut berbagai macam
zat, baik zat organik maupun zat anorganik dan zat yang berguna maupun zat sisa yang tidak berguna sehingga jumlahnya lebih kurang 7-10%. Zat yang terlarut dalam plasma darah dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, yaitu:
a) zat makanan dan mineral, seperti glukosa, asam amino, asam
lemak, kolesterol, serta garam-garam mineral.
b) zat-zat yang diproduksi sel, seperti enzim, hormon, dan antibodi.
c) protein darah, yang tersusun atas beberapa asam amino, yaitu:
(1) albumin, yang sangat penting untuk menjaga tekanan osmotik darah
(2) fibrinogen, sangat penting untuk proses pembekuan darah
(3) globulin, untuk membentuk gemaglobulin, yaitu komponen zat kebal yang sangat penting.
d) zat-zat metabolisme, seperti urea, asam urat, dan zat-zat sisa lainnya.
e) gas-gas pernapasan yang larut dalam plasma, seperti O2, CO2, dan N2
Plasma ialah cairan darah ( 55 % ) sebagian besar terdiri dari air ( 95%), 7% protein, 1% nutrien . Didalam plasma terdapat sel-sel darah dan lempingan darah, Albumin dan Gamma globulin yang berguna untuk mempertahankan tekanan osmotik koloid, dan gamma globulin juga mengandung antibodi( imunoglobulin ) seperti IgM, IgG, IgA, IgD, IgE untuk mempertahankan tubuh terhadap mikroorganisme. Didalam plasma juga terdapat zat/faktor-faktor pembeku darah, komplemen, haptoglobin, transferin, feritin, seruloplasmin, kinina, enzym, polipeptida, glukosa, asam amino, lipida, berbagai mineral, dan metabolit, hormon dan vitamin-vitamin.
2. Sel-sel darah : kurang lebih 45 % terdiri dari Eritrosit ( 44% ), sedang sisanya 1% terdiri dari Leukosit atau sel darah putih dan Trombosit. Sel Leukosit terdiri dari Basofil, Eosinofil, Neutrofil, Limfosit, dan Monosit.[4]
Karakteristik darah :
1. Warna : Darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen yang berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah. Darah Vena berwarna merah tua / gelap karena kurang oksigen dibandingkan dengan darah Arteri.
2. Viskositas : Viskositas darah atau kekentalan darah ¾ lebih tinggi dari pada viskositas air yaitu sekitar 1.048 sampai 1.066.
3. pH: pH darah bersifat alkaline dengan pHδ 7.35 sampai 7.45.
4. Volume : pada orang dewasa volume darah sekitar 70 sampai 75 ml/kg BB atau sekitar 4 sampai 5 liter darah.

b)     Jenis-Jenis Sel Darah

a.       Sel darah putih / Leukosit

Leukosit dalam darah atau sel darah putih berperan sebagai sistem imunitas tubuh. Jumlah dalam keadaan normal adalah 5000-10000 sel/mm3. Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu granulosit dan agranulosit.
1. Granulosit yaitu sel darah putih yang didalamnya terdapat granula.
2. Agranulosit : merupakan bagian dari sel darah putih yang mempunyai 1 sel lobus dan sitoplasmanya tidak mempunyai granula.

b.       Sel Trombosit
Trombosit dalam darah berfungsi sebagai faktor pembeku darah dan hemostasis ( menghentikan perdarahan ). Jumlahnya dalam darah dalam keadaan normal sekitar 150.000 sampai dengan 300.000 /ml darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1 sampai 2 minggu atau kira-kira 8 hari.

c.        Sel Eritrosit

Sel darah merah merupakan cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 7.5 mikron, tebal bagian tepi 2 mikron dan bagian tengahnya 1 mikron atau kurang, tersusun atas membran yang sangat tipis sehingga sangat mudah diffusi oksigen, karbon dioksida dan sitoplasma, tetapi tidak mempunyai inti sel. Eritrosit dapat mencapai umur 120 hari. Setiap harinya ada 1/120 x 5x5.1012 Eritrosit yang mati.
Sel darah merah yang matang mengandung 200-300 juta hemoglobin, terdiri Hem merupakan gabungan dari protoporfirin dengan besi dan globin adalah bagian dari protein yang tersusun oleh 2 rantai alfa dan 2 rantai beta dan enzim-enzim seperti Glucose 6-phosphate dehydrogenase(G6PD). Hemoglobin mengandung kira-kira 95% besi dan berfungsi membawa oksigen dengan cara mengikat oksigen ( menjadi oksihemoglobin ) dan diedarkan keseluruh tubuh untuk kebutuhan metabolisme.

c)      Fungsi darah

Darah merupakan jaringan penyokong istimewa yang mempunyai banyak
fungsi, yaitu:
1) mengangkut oksigen dan karbondioksida dari alat pernapasan ke jaringan-jaringan ke seluruh tubuh
2) mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh
3) mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat ekskresi
4) mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ke tempat yang membutuhkan

d)     Alat Peredaran Darah

Alat peredaran darah terdiri dari:
a. Pembuluh darah
Terdapat tiga macam pembuluh darah, yaitu:
1) pembuluh nadi atau arteri, yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari jantung ke seluruh tubuh. Pembuluh ini dibedakan menjadi aorta, arteri, dan arteriole. Aorta adalah pembuluh darah yang langsung berhubungan dengan jantung. Arteri adalah cabang dari aorta, sedangkan arteriol adalah pembuluh nadi yang berhubungan dengan kapiler.
2) Pembuluh balik atau vena, yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari seluruh organ tubuh menuju ke jantung. Vena dibedakan menjadi venule, vena, dan vena cava. Venule adalah pembuluh balik yang berhubungan dengan kapiler. Vena menerima darah dari venule, sedangkan vena cava adalah pembuluh balik besar yang langsung berhubungan dengan jantung.
3) Pembuluh kapiler, yaitu pembuluh halus yang menghubungkan arteriole dengan venule. Kapiler merupakan pembuluh halus yang dindingnya hanya setebal selapis sel. Pada pembuluh inilah terjadi pertukaran oksigen dari darah dengan karbondioksida jaringan.

b. jantung

Jantung merupakan alat pemompa darah yang letaknya di dalam rongga dada agak ke kiri. Bersarnya kurang lebih sama dengan kepalan. Jantung mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:

1) Dinding jantung

Dinding jantung merupakan bagian yang membungkus ruangan jantung. Dinding ini terdiri atas tiga lapis, yaitu:
a) Perikardium
Perikardium adalah selaput pembungkus jantung. Perikardium ini berlapis dua. Diantara keduanya terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk menahan gesekan.
b) Miokardium
Miokardium adalah otot jantung. Otot ini tersusun atas jenis otot yang bekerja secara tidak sadar.
c) Endokardium
Endokardium adalah selaput yang membatasi ruangan jantung.

2) Ruangan jantung

Ruangan jantung manusia berjumlah empat terdiri dari dua serambi (atrium) kanan dan kiri serta dua bilik (ventrikel) kanan dan kiri. Serambi kanan berisi darah yang kaya CO2 berasal dari seluruh tubuh, sedangkan serambi kiri berisi darah yang kaya oksigen yang berasal dari paru-paru.



3) Klep jantung

Antara serambi dan bilik, antara bilik dan nadi terdapat klep atau valvula. Fungsi klep ini untuk menjaga agar aliran darah tetap searah. Klep-klep tersebut adalah sebagai berikut:
a) klep berdaun tiga atau valvula trikuspidalis, terdapat diantara serambi kanan dan bilik kanan. Klep ini berfungsi untuk mencegah agar darah dalam bilik kanan tidak kembali ke serambi kanan.
b) klep berdaun dua atau valvula biskupidalis, terdapat diantara serambi kiri dan bilik kiri. Klep ini berfungsi untuk mencegah agar darah dalam bilik kiri tidak kembali ke serambi kiri.
c) klep berbentuk bulan sabit atau valvula seminularis. Klep ini terdiri atas tiga daun dan terdapat pada pangkal nadi besar. Fungsinya adalah untuk mencegah agar darah dalam nadi tidak kembali ke bilik.

4) Saraf jantung

Saraf pada jantung membentuk beberapa simpul saraf jantung. Simpul
saraf tersebut adalah sebagai berikut:
a) simpul Keith-Flack atau Nodus Sino Aurikularis.
Simpul saraf ini terdapat pada dinding serambi, diantara vena yang masuk ke serambi kanan.
b) simpul Tawara atau Nodus Atrioventrikularis.
Simpul saraf ini terdapat pada sekat antara serambi dan bilik
c) berkas His.
Berkas His berupa serabut saraf yang merupakan kelanjutan dari simpul tawara. Serabut saraf dari berkas His ini terdapat pada sekat antara bilik dan bercabang-cabang ke otot jantung dinding ventrikel.

Kerja jantung
Bila serambi jantung mengembang, jantung akan mengisap darah masuk ke serambi dari pembuluh balik. Serambi kanan menarik darah dari vena cava superior dan vena cava inferior, sedangkan serambi kiri menarik darah vena pulmonalis atau pembuluh balik paru-paru. Bersamaan masuknya darah keserambi kanan, simpul keith-flack terangsang. Rangsangan diteruskan ke simpul Tawara. Bersamaan dengan ini, otot dinding serambi berkontraksi sehingga ruangan serambi mengucup. Begitu impuls dari keith-flack sampai disimpul Tawara, maka katup antara serambi dan bilik terbuka, darah mengalir ke bilik. Sementara itu, impuls saraf diteruskan ke berkas his. Setelah darah masuk ke dalam ventrikel, klep antara atrium dan bilik menutup. Sesampainya rangsangan di miokardium bilik, maka berkontraksilah dinding bilik. Akibatnya, ruangan bilik menguncup.
Tekanan ruangan dalam bilik maximum disebut tekanan sistole. Pada waktu sistole, darah terpompa ke aorta. Setelah darah terpompa keaorta, dinding bilik berelaksasi. Ruangan jantung membesar maximum sehingga tekanannya menjadi minimum. Tekanan terendah dalam ruangan jantung akibat otot jantung berelaksasi disebut diastole.

Macam-Macam Peredaran Darah
Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda yang terdiri dari:
1. Peredaran darah besar atau sistem sirkulatoria magna, yaitu peredaran darah dari jantung (bilik kiri) menuju keseluruh tubuh (kecuali paru-paru) dan kembali ke jantung (serambi kanan).
2. Peredaran darah kecil atau sirkulatoria parva, yaitu peredaran darah dari jantung (bilik kanan) menuju ke paru-paru kembali ke jantung (serambi kiri). Selain itu, ada juga sistem vena porta, yaitu vena dari suatu alat tubuh sebelum menuju ke jantung, mampir dulu ke suatu alat. Pada manusia adalah sistem vena porta hepatis, yaitu darah dari usus, sebelum ke jantung mampir dulu ke hati.

2.      2. Hemoglobin

Hemoglobin adalah protein yang terdapat pada sel darah merah. Berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari Paru-Paru dan dalam peredaran darah untuk dibawa ke jaringan dan membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh ke Paru-Paru.
Struktur Hemoglobin terdiri atas dua unsur utama yaitu :
a. Besi yang mengandung pigmen Hem
b. Protein Globin, seperti halnya jenis protein lain, globin mempunyai rantai panjang dari asam amino. Ada empat rantai globin yaitu alpha (α ), beta (β), delta (δ) dan gamma (ð), dan enzim-enzim spt G6PD
Ada tiga jenis Hemoglobin yaitu :
a) HbA merupakan mayoritas dari hemoglobin orang dewasa, mempunyai rantai globin 2 alfa dan 2 beta.
b) HbA2 merupakan minoritas dari hemoglobin orang dewasa, mempunyai rantai globin 2 alfa dan 2 beta.
c) HbF merupakan hemoglobin fetal, mempunyai rantai globin 2 alfa dan 2 gamma. Saat bayi lahir 2/3 jenis hemoglobinnya adalah jenis hemoglobin HbF dan 1/3nya adalah HbA. Menjelang usia 5 tahun menjadi HbA > 95 %, HbA2 < 3.5 % dan HbF < 1.5%.

Hemoglobin mengandung kira-kira 95% Besi (Fe) dan berfungsi membawa oksigen dengan cara mengikat oksigen menjadi Oksihemoglobin dan diedarkan keseluruh tubuh untuk kebutuhan metabolisme. Disamping Oksigen, hemoglobin juga membawa Karbondioksida dan dengan Karbon monooksida membentuk ikatan Karbon Monoksihemoglobin (HbCO), juga berperan dalam keseimbangan ph darah.
Sintesis hemoglobin terjadi selama proses Eritropoisis, pematangan sel darah merah akan mempengaruhi fungsi hemoglobin. Proses pembentukan sel darah merah ( Eritropoeisis ) pada orang dewasa terjadi di sumsum tulang seperti pada tulang tengkorak, vertebra, pelvis, sternum, iga, dan epifis tulang-tulang panjang. Pada usia 0-3 bulan intrauterine terjadi pada yolk sac, pada usia 3-6 bulan intrauterine terjadi pada hati dan limpa. Dalam proses pembentukan sel darah merah membutuhkan bahan zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin B6 ( piridoksin ), protein dan faktor lain. Kekurangan salah satu unsur diatas akan mengakibatkan penurunan produksi sel darah sehingga mengakibatkan Anemia yang ditandai dengan Kadar hemoglobin yang rendah/kurang dari normal.

Metode Pemeriksaan Hemoglobin
Ada beberapa cara pemeriksaan hemoglobin diantaranya adalah :
1. Pemeriksaan Hb cara Sahli , metode ini sekarang sudah banyak ditinggalkan karena tingkat kesalahannya yang tinggi.
2. Pemeriksaan Hb metode Cyanmethemoglobin, yaitu cara pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan larutan Drabskin dan diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang tertentu.
Pada penelitian ini pemeriksaan hemoglobin dilakukan secara otomatis dengan menggunakan alat coulter AcT 80.

2. 3. Sel Darah Putih/Leukosit

Sel leukosit atau sel darah putih adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler /diapedesis. Jumlah dalam keadaan normal adalah 5000-10000 sel/mm3. Jumlah sel leukosit yang lebih dari normal atau melebihi 10000 disebut Leukositosis, sedangkan jumlah sel leukosit yang kurang dari normal atau kurang dari 5000 disebut Leukopenia.

Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu granulosit dan agranulosit.
a. Granulosit atau disebut juga polimorfonuklear yaitu sel darah putih yang didalamnya terdapat granula antara lain : eosinofil, basofil, neutrofil. 75 % dari komponen leukosit adalah sel granulosit dan sel ini dibentuk didalam sumsum tulang belakang.
b. Agranulosit : merupakan bagian dari sel darah putih yang mempunyai 1 sel lobus dan sitoplasmanya tidak mempunyai granula antara lain limfosit dan monosit.
Fungsi leukosit adalah sebagai sistim imunitas atau kekebalan tubuh, bila tubuh kemasukan benda asing misal bakteri atau virus maka oleh sel sel neutrofil atau limfosit benda asing tersebut akan difagositosis dimana sel limfosit T akan membunuh langsung atau membentuk limfokin yaitu suatu substansi yang memperkuat daya fagositosis sedangkan limfosit B akan mengeluarkan antibodi yang akan menghancurkan benda asing tersebut.

Jenis-jenis sel Leukosit

a. Neutrofil

Sel Neutrofil adalah bagian dari leukosit yang bertindak sebagai garis depan dalam sistem kekebalan tubuh, neutrofil akan memfagositosis bakteri dan mengencerkannya dengan enzim asam amino D oksidase dalam granula azurofilik. Mielo peroksidase yang terdapat dalam neutrofil berikatan dengan peroksida dan halida bekerja pada molekultirosin dinding sel bakteri dan menghancurkannya. Neutrofil dibentuk dalam sumsum tulang dan dikeluarkan dalam sirkulasi, jumlahnya dari leukosit adalah 60 -70 % . Sel neutrofil bergaris tengah sekitar 12 um, mempunyai satu inti dan terdiri dari 2-5 lobus. Sitoplasma yang banyak diisi oleh granula-granula spesifik (0;3-0,8μm) mendekati batas resolusi optik, dengan pewarnaan giemsa tampak berwarna keunguan.
Granul pada neutrofil ada dua :
- Azurofilik yang mengandung enzym lisozom dan peroksidase.
- Granul spesifik lebih kecil mengandung fosfatase alkali dan zat-zat bakterisidal (protein Kationik) yang dinamakan fagositin.
Neutrofil jarang mengandung retikulum endoplasma granuler, sedikit mitokondria, apparatus golgi rudimenter dan sedikit granula glikogen.

b. Eosinofil

Eosinofil adalah bagian dari sel leukosit yang dapat bergerak amuboid untuk memfagositosis bakteri atau benda asing yang masuk dalam tubuh meskipun pergerakannya tidak secepat neutrofil. Jumlah eosinofil sedikit hanya 1-4 % leukosit darah, mempunyai garis tengah 9 um (sedikit lebih kecil dari neutrofil). Mempunyai inti biasanya berlobus dua, mempunyai granula ovoid yang dengan eosin asidofilik sehingga kelihatan berwarna merah, granula adalah lisosom yang mengandung fosfatase asam, katepsin, ribonuklase, tapi tidak mengandung lisosim.

c. Basofil

Basofil jumlahnya 0-1% dari leukosit darah, ukuran garis tengah 12μm, inti satu, besar bentuk pilihan ireguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma basofil terisi granul yang lebih besar, dan seringkali granul menutupi inti, granul bentuknya ireguler berwarna biru.

d. Limfosit

Limfosit merupakan sel yang sferis, garis tengah 6-8μm, jumlah dalam leukosit sekitar 20-30% . Sel yang normal berinti relatif besar, bulat sedikit cekungan pada satu sisi, kromatin inti padat, sitoplasma sedikit sekali, sedikit basofilik, mengandung granula-granula azurofilik. Sel limfosit dibentuk didalam kelenjar limfe dan sumsum tulang. Tidak memiliki gerakan amuboid dan tidak dapat memfagositosis bakteri tetapi sel limfosit berperan dalam membentuk antibodi untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi. Jumlah limfosit yang meningkat dalam tubuh disebut limfositosis. Jumlah sel limfosit akan menurun seiring bertambahnya usia, pada saat lahir jumlahnya sekitar 5% tetapi pada usia lanjut kemampuan tubuh akan berkurang dalam memproduksi limfosit sehingga kekebalan tubuh akan berkurang juga.

e. Monosit

Merupakan sel leukosit yang besar 3-8% dari jumlah leukosit normal, diameter 9-10 um tapi pada sediaan darah kering diameter mencapai 20um, atau lebih. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal kuda. Kromatin kurang padat, susunan lebih fibriler, Granula azurofil, merupakan lisosom primer, lebih banyak tapi lebih kecil. Monosit ditemui dalam darah, jaringan penyambung, dan rongga-rongga tubuh. Monosit tergolong fagositik mononuclear (system retikuloendotel).
2. 4. Sel Trombosit

Trombosit adalah sel tak berinti yang diproduksi oleh sumsum tulang, yang berbentuk cakram dengan diameter 2-5 μm. Trombosit dalam darah tersusun atas substansi fosfolipid yang berfungsi sebagai faktor pembeku darah dan hemostasis (menghentikan perdarahan). Jumlahnya dalam darah dalam keadaan normal sekitar 150.000 sampai dengan 300.000 /ml darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1 sampai 2 minggu atau kira-kira 8 hari. Pembentukan trombosit berasal dari Multipotensial Stem Cell menjadi Unipotensial Stem Cell dibantu Trombopoitin. Sel yang paling muda yang dapat dilihat dengan mikroskop adalah Megakarioblas, Megakarioblas akan diubah menjadi megakariosit imatur kemudian menjadi megakariosit matur.
Fungsi Trombosit bila tubuh mengalami luka maka trombosit akan berkumpul dan saling melekatkan diri sehingga akan menutup luka tersebut, trombosit juga akan mengeluarkan zat yang merangsang untuk terjadinya pengerutan luka sehingga ukuran luka menyempit dan karena mempunyai zat pembeku darah maka dapat menghentikan perdarahan.
Umur Trombosit
Umur trombosit didalam tubuh sangat pendek yaitu sekitar 8 sampai 10 hari, berbeda dengan umur eritrosit sekitar 120 hari serta sangat mudah terjadi destruksi, apabila trombosit rusak maka akan segera dihancurkan didalam limpa.
Tranfusi trombosit diperlukan pada kasus-kasus tertentu misalnya :

a. Kelainan jumlah trombosit

Jumlah trombosit kurang dari 50.000 / mm3 disebut Trombositopenia, Hal ini bisa terjadi pada kasus-kasus penyakit misalnya demam berdarah (DBD), penyakit ini disebabkan oleh 4 virus dengue yaitu DN-1, Den-2, Den-3 dan Den-4 sebagai diagnosa awalnya adalah penurunan jumlah trombosit terutama pada hari ke3 dan ke4 dari serangan, Idiopathic Thrombocytopenia Purpura (ITP).



b. Kelainan Fungsi Trombosit

Kelainan ini terjadi bila Adenosin Difosfat ( ADP) dalam trombosit berkurang sehingga agregasi trombosit berkurang. Hal ini terjadi pada penyakit Lupus Eritematosus (LE), Idiopatik Trombocytopenia Purpura (ITP), Lekemia limfositik kronik sehingga menyebabkan jumlah trombosit kurang dari 50.000/mm3 darah.
Sel trombosit sangat mudah rusak apalagi bila berada diluar tubuh, trombosit akan kehilangan fungsinya bila disimpan lebih dari 24 jam dengan suhu penyimpanan yang tidak sesuai akan mempercepat proses kerusakan trombosit. Penyimpanan juga akan membentuk mikroagregat, Untuk itu tranfusi trombosit harus segera dilakukan sesegera mungkin dari proses pengambilan darah dan apabila disimpan maka harus tidak boleh lebih dari 3 hari dengan suhu 200c-240c.






















BAB III
METODELOGI

3.      1 Metode : -

3.   2 Prinsip Kerja
1.  Pemisahan Plasma dan Endapan
Pada sentrifuge yang diputar, akan menyebabkan pemisahan plasma yang mengandung banyak air ke bagian atas dan endapan merah yang berat jenisnya lebih besar berada di bagian bawah

2. Pemisahan Fibrin dan Serum
Endapan gel yang terbentuk pada plasma karena penambahan NaCl kemudian disaring. Filtrate adalah serum dan endapan gel adalh fibrin.

3.      Pemisahan Globulin dn Globulin
Serum yang ditambahkan ammoniumsulfat akan membentuk endapan globulin. Endapan kemudian disaring dengan filtratnya. Filtratnya merupakan albumin dan endapan adalah globulin(kemudian dilarutkan dalam NaCl 1%) dan dilakukan test protein.

4.      Hemolisa Sel Darah oleh Larutan Hipotonik atau Larutan Hipertonik
Larutan yang konsentrasinya lebih tinggi (hipertonik) akan menyebabkan terjadinya pengerutan sel darah merah dan menyebabkan hanya sebagian molekul air bebas .
Larutan yang konsentrasinya lebih rendah (hipotonik) akan menyebabkan terjadinya lisis sel darah merah dan menyebabkan lebih banyak molekul air yang bebas.

5.      Waktu Pembentukan Fibrin
Pada saat terjadi luka/pendarahan, maka trombosit dengan fibrinogen dan dibantu dengan ion kalsium dan vitamin K membentuk fibrin yang akan menutup luka dan menghentikan pendarahan.

3.   3 Alat dan Bahan
3.   3.  1 Alat
1.      Tabung reaksi
2.      Sentrifuge
3.      Pipet tetes
4.      Test plate
5.      Pipet ukur
6.      Pipet volume
7.      Bunsen
8.      Kaki 3
9.      Corong+kertas saring
10.  Lancet

3.   3.2 Bahan
1.      NaCl 0,9%
2.      NaCl 2%
3.      NaCl 20%
4.      Ammonium sulfat 22%
5.      CuSO4 1%
6.      NaOH 2 N (larutan bio)

3.   4 Prosedur Kerja
1.      Pemisahan Plasma dan Endapan (Packed Cell)
Ambil darah vena, kemudian sentrifuge 10 menit sehingga terlihat lapisan bening dan lapisan endapan merah di bagian bawah. Lapisan atas(bening) adalah plasma dan lapisan bawah (endapan merah) adalah packed cell.

2.      Pemisahan Fibrin dan Serum
Ambil 2 ml plasma, tambah 20 ml NaCl 0,9%, 5 tetes NaCl 20%. Endapan gel yang terjadi kemudian difiltrat. Filtrat adalah serum dan endapannya adalh fibrin.


3.      Pemisahan Globulin dan Albumin
Ambil 1 ml serum, tambahkan 2-3 ml ammonium sulfat 22% sehingga terjadi endapan (Cloudness) dari globulin, kemudian disaring, endapan filtratnya dipisahkan. Endapan dilarutkan dalam NaCl 1%. Endapan yang dilarutkan dalam NaCl adalah globulin dan yang bukan endapan dan tidak disaring adalah albumin. Kemudian uji test protein pada globulin dan albumin, masing-masing dengan 2 tetes CuSO4 1% dan 20 tetes larutan NaOH 2N (larutan bio).


4.      Hemolisa Sel Darah Merah oleh larutan Hipotonik dan Hipertonik
Siapkan 7 buah tabung reaksi
No. tabung
Aquadest (ml)
NaCl 2% (ml)
%NaCl (konsentrasi)
1
8,5
1,5
0,3
2
7,5
2,5
0,5
3
6,5
3,5
0,7
4
5,5
4,5
0,9
5
4,5
5,5
1,1
6
3,5
6,5
1,3
7
2,5
7,5
1,5

Kocok tabung, kemudian masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes darah, kocok pelan-pelan, diamkan 1 jam. Catat perubahan yang terjadi.

5.      Terbentuknya Fibrin
Ambil darah 1 tetes pada test plate, kemudian aduk pelan dengan jarum sampai terbentuk fibrin. Catat waktu terbentuknya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.      1 Hasil Pengamatan
Hari/Tanggal Praktikum      : Jum’at/4 Oktober 2013
Tempat                                   : Laboratorium Kimia Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

1.      Plasma dan Packed Cell
 Plasma : kuning bening
Packed Cell: endapan merah
2.      Pemisahan Fibrin dan Serum
               
Filtrat (albumin)                      Endapan (globulin) setelah ditambahkan NaCl 1%






3.      Pemisahan Globulin dan Albumin
 
Sebelum uji protein                       Setelah uji protein

4.      Hemolisa Sel Darah Merah oleh Larutan Hipotonik atau Hipertonik

   
Awal                                             Setelah 1 jam
Tabung 1
           
Sebelum                                        Sesudah
Tabung 2
     
Sebelum                                 Sesudah



Tabung 3
          
Sebelum                                Sesudah

Tabung 4
       
Sebelum                               Sesudah

Tabung 5
       
Sebelum                               Sesudah

Tabung 6
Sebelum                            Sesudah
Tabung 7
        
Sebelum                               Sesudah
5.      Pembentukan Fibrin
       
Awal                                             Terbentuk fibrin( 2 menit 10 detik)

 4. 2 Pembahasan

1.      Pemisahan Plasma dan Packed Cell

Plasma : ialah cairan darah ( 55 % ) sebagian besar terdiri dari air (95%), 7% protein, 1% nutrien . Didalam plasma terdapat sel-sel darah dan lempingan darah, Albumin dan Gamma globulin yang berguna untuk mempertahankan tekanan osmotik koloid, dan gamma globulin juga mengandung antibodi ( imunoglobulin ) seperti IgM, IgG, IgA, IgD, IgE untuk mempertahankan tubuh terhadap mikroorganisme. Didalam plasma juga terdapat zat/faktor-faktor pembeku darah, komplemen, haptoglobin, transferin, feritin, seruloplasmin, kinina, enzym, polipeptida, glukosa, asam amino, lipida, berbagai mineral, dan metabolit, hormon dan vitamin-vitamin.
Packet Red Cell / PRC, Jenis darah ini adalah paket sel darah merah yang sudah dipisahkan dari sebagian plasma darah atau disebut juga sel darah merah pekat. PRC mempunyai masa simpan 2 minggu bila pemisahan komponen dilakukan secara tertutup.
 Pemisahan plasma dengan Packed Cell dilakukan dengan dipusing dengan sentrifuge. Perbedaan berat jenis plasma (plasma mengandung 95% air, sehingga berat jenisnya akan lebih kecil dibandingkan endapan merah)  dan packed cell akan menyebabkan pemisahan cairan berwarna kuning dan endapan merah yaitu packed cell. Perbedaan plasma dengan serum adalah, ada tidaknya fibrinogen. Pada serum tidak terdapat fibrinogen yang berperan dalam pembekuan darah.
2.      Pemisahan Fibrin dengan Serum

Pemisahan fibrin dengan serum, dilakukan dengan mengambil 2 ml plasma, kemudian ditambah 20 ml NaCl 0,9% dan 5 tetes NaCl 20%. Setelah terjadi endapan gel, kemudian disaring. Filtratnya adalah serum yang berwarna kuning bening, dan endapannya adalah fibrin.
Serum merupakan plasma darah tanpa fibrinogen, sehingga komposisi serum sama dengan plasma darah. Di dalam serum terdapat albumin, globulin yang sangat penting untuk untuk tekanan osmotic dan mengandung antibody. Fibrinogen adalah asam amino yang sangat penting untuk pembekuan darah, karena fibrinogen berperan dalam hal tersebut, maka fibrinogen akan dengan cepat membentuk gel-gel.

3.      Pemisahan Globulin dengan Albumin

Albumin dan globulin adalah asam amino yang terdapat pada plasma dan serum. Pada praktikum ini, albumin dan globulin dipisahkan dengan memisahkan komponen serum.
Prosedur untuk memisahkan protein dengan salting out. Protein mempunyai struktur yang tidak stabil sehingga mudah mengalami denaturasi yang meliputi presipitasi dan koagulasi. Albumin merupakan protein yang larut dalam air sedangkan globulin mempunyai sukar larut dalam air. Akan tetapi di dalam serum yang mengandung kedua protein (albumin dan globulin) ini ditambahkan garam ammonium sulfat 22%, maka protein akan terdenaturasi atau daya larut globulin akan berkurang sehingga globulin akan terpisah sebagai endapan. Denaturasi protein ini dipengaruhi adanya garam logam berat, pH, panas, perubahan tipe pelarut dan lain sebagainya. Pada denaturasi terjadi perubahan terhadap struktur sekunder ternier, dan kuartener.
Molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan kovalen sehingga terkadang dapat berlangsung secara reversibel dan dapat mengalami metanuvasi atau penyusunan kembali molekul protein. Dimana globulin akan mengendap pada penambahan amonium sulfat 22% sedangkan albumin akan larut pada penambahan amonium sulfat 22%. Pengendapan dapat terjadi karena saat amonium sulfat 22% ditambahkan pada serum, ion-ion garam amonium sulfat menarik molekul air dan albumin menjauh dari globulin. Hal ini disebabkan ion-ion pada garam amonium sulfat memiliki muatan berat jenis yang lebih besar dibandingkan protein, sehingga ketika ditambahkan akan berikatan dengan molekul air dan albumin yang dapat memaksa globulin berinteraksi, dan ketika menambahkan amonium sulfat dalam jumlah cukup menyebabkan terpresifitasi. Setelah protes ini, akan didapatkan endapan globulin yang akan disaring dengan kertas saring dan diperoleh fitrat yang akan digunakan untuk pengujian albumin. Endapan berupa gel tersebut kemudian dibilas menggunakan pelarut NaCl 1 % (sifat globulin larut dalam larutan garam encer) dengan volume kurang lebih 20 ml. Larutan  ini kemudian ditetesi menggunakan biuret untuk membuktikan adanya protein dalam darah.
Albumin, yang sangat penting untuk menjaga tekanan osmotic darah, sedangkan globulin, untuk membentuk gemaglobulin, yaitu komponen zat kebal yang sangat penting.
Setelah kedua komponen tersebut dipisahkan, maka dilakukan uji protein (biuret) dengan menambah 2 tetes CuSO4 1% dan 20 tetes larutan NaOH 2 N (larutan bio). Hasilnya adalah terbentuk warna ungu.
Apabila setelah diberi tetes biuret berubah warna menjadi biru-ungu berarti darah positif  mengandung albumin. Dari kedua percobaan diperoleh menjadi hasil positif uji biuret, perubahan warna terjadi karena biuret bereaksi terhadap ikatan peptida pada protein.

4.      Hemolisa Sel Darah Merah oleh larutan Hipotonik atau Hipertonik

Cormack (2008 dalam Laporan Praktikum Afister ) mengatakan bahwa Hemolisis adalah rusaknya jaringan darah akibat lepasnya hemoglobin dari stroma eritrosit (butir darah merah). Hemolisis dapat disebabkan karena penurunan tegangan permukaan membrane sel dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pelarut organik, saponin, garam empedu, sabun, enzim, dan faktor lain yang merusak komplek lemak-protein dari stroma. Faktor hemolisis ini ditemukan pada bisa ular  famili Elapidae.

(Wulangi, 2009 dalam Laporan Praktikum Afister) Ada dua macam hemolisis yaitu hemolisis osmotik yang terjadi karena adanya perbedaan yang besar antara tekanan osmosa cairan didalam sel darah merah dengan cairan yang berada disekeliling sel darah merah. Tekanan osmosa sel darah merah adalah sama dengan osmosa larutan NaCl 0, 9%, bila sel darah merah dimasukkan kedalam larutan NaCl 0, 65% belum terlihat adanya hemolisa, tetapi sel darah merah yang dimasukkan kedalam larutan NaCl 0, 45% hanya sebagian saja dari sel darah merah yang mengalami hemolisis dan sebagian lagi sel darah merahnya masih utuh. Perbedaan ini disebabkan karena umur sel darah merah yang sudah tua, membran sel mudah pecah, sedangkan se darah merah yang muda, membran selnya masih kuat. Bila sel darah merah dimasukkan kedalam laritan NaCl 0,25%, semua sel darah merah akan mengalami hemolisa sempurna. Yang kedua, hemolisis kimiawi membran sel darah merah dirusak oleh macam-macam substansi kimia. Seperti, kloroform, aseton, alkohol, benzena dan eter, substansi lain adalah bisa ular, kalajengking, dan garam empedu.
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa tabung 1 dengan konsentrasi NaCl 0,3% terjadi hemolisis sempurna, hal ini nampak pada larutan tabung 1 yang keseluruhan berwarna merah. Pada tabung 2 dengan konsentrasi NaCl 0,5%, terjadi hemolisis, tetapi tidak sempurna. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya sedikit larutan bening. Hal tersebut terjadi karena hemoglobin yang ada pada eritrosit tersebut keluar ke media disekelilingnya yang diakibatkan pecahnya plasma darah, hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Skrini (2000 dalam Laporan Praktikum Afister) apabila sel darah merah berada dalam cairan yang bersifat hipotonis maka sel akan pecah dan hemoglobin akan ke luar (hemolisis).
Pada tabung 3-7, tidak terjadi hemolisis. Hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya larutan bening pada tabung, dan warna merah terlihat lebih muda dibandingkan tabung 1 dan 2. Srikini (2000 dalam Laporan Praktikum Afister) Sel darah merah yang berada di luar cairannya dapat mempertahankan bentuknya apabila dimasukkan dalam cairan yang isotonis dengan sitoplasmanya. Apabila sel darah merah berada di dalam cairan yang hipertonis maka sel darah merah akan mengalami pengerutan (krenasi).

5.      Waktu Pembentukan Fibrin

Pada darah vena, diletakkan satu tetes darah pada test plate, kemudian diaduk dengan jarum, hingga terbentuk fibrin. Pada praktikum ini, diperoleh waktu pembentukan fibrin 2 menit 10 detik (130 detik).
Masa rekalsifikasi digunakan untuk mencari adanya kekurangan faktor-faktor pembekuan fibrinogen. Masa rekalsifikasi dipengaruhi oleh trombosit, maka makin banyak, makin singkat masa rekalsifikasi. Dalam keadaan normal berkisar 90-250 detik.
Dari hal ini diketahui, bahwa sampel mempunyai waktu pembekuan darah dalam keadaan batas normal.














BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan

·         Darah adalah komponen esensial mahluk hidup yang berfungsi sebagai pembawa oksigen dari Paru-Paru kejaringan dan Karbon dioksida dari jaringan ke Paru-Paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrien dari saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi seperti Ginjal, menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah.
·         Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah.
·         Plasma darah terdiri atas albumin, globulin, fibrinogen dan nutrient lainnya, dan jika plasma dipisahkan dengan fibrinogen akan diperoleh serum darah.
·         Sel-sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keeping darah (trombosit).
·         Cormack (2008 dalam Laporan Praktikum Afister ) mengatakan bahwa Hemolisis adalah rusaknya jaringan darah akibat lepasnya hemoglobin dari stroma eritrosit (butir darah merah). Hemolisis dapat disebabkan karena penurunan tegangan permukaan membrane sel dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pelarut organik, saponin, garam empedu, sabun, enzim, dan faktor lain yang merusak komplek lemak-protein dari stroma. Faktor hemolisis ini ditemukan pada bisa ular  famili Elapidae.
·         Pada praktikum ini, diperoleh waktu pembentukan fibrin 2 menit 10 detik (130 detik).
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut:
·         Kepada peserta praktikum, diharapkan dapat lebih memahami prosedur dan teliti dalam melakukan praktikum.
·         Kepada pembimbing, diharapkan untuk dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci kepada semua peserta praktikum serta dapat memberikan prosedur yang lebih rinci.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2011. Chapter I Darah. Universitas Sumatera. Situs web: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21754/4/Chapter%20I.pdf (Akses: 6 Oktober 2013)
Dewi, Sari. 2009. Sistem Peredaran Darah Manusia. Situs web: aas07.files.wordpress.com/2009/06/sistem-peredaran-darah-manusia2.pdf (Akses: 6 Oktober 2013)
Nugraha, Eka. 2010. Fisiologi Darah. Situs web: file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/195903041987031-EKA_NUGRAHA/FISIOLOGI_DARAH_new.pdf (Akses: 6 Oktober 2013)
Onysuci. 2010. Tinjauan Pustaka Darah. Situs web: digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i.pdf (Akses : 6 Oktober 2013)
Setiawan, Eka. 2013. Laporan Praktikum Afister. Situs web: http://ekasetiawanfapetunja.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-afister.html (Akses: 20 Desember 2013)